Be a Productive Worker without Stress

Kebosanan, kejenuhan dan stress terkadang sering timbul dalam rutinitas pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari. Banyak sebab yang mempengaruhi mengapa hal ini bisa terjadi, misalnya pekerjaan yang sama yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, lingkungan kerja yang kurang mendukung, stress, masalah pribadi, ketidakcocokan dengan rekan kerja atau atasan dan masih banyak yang lainnya. Hal-hal seperti inilah yang terkadang mengganggu tingkat produktivitas kita dalam bekerja, sehingga secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kualitas dan hasil dari pekerjaan yang kita lakukan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan guna mengelola emosi kita dalam menjalani rutinitas pekerjaan kita. Salah satunya melalui metode self healing (penyembuhan diri sendiri). Self healing merupakan salah satu cara yang bisa membuat tubuh kita kembali tenang dalam waktu singkat.

Pada hari Minggu tanggal 6 November 2016, Akber Pekalongan  mengadakan kelas yang ke 63 dengan tema “Be A Productive Worker Without Stress”. Kelas akber kali ini dilaksanakan di gedung Yagis (Yayasan Abdul Gaffar Ismail) Pekalongan dengan Volunteer Guru Willy Asmara, seorang praktisi Self Healing. Pukul 15.00 WIB peserta kelas registrasi terlebih dahulu. Kelas sendiri dimulai pada pukul 15.30 WIB.

Kelas Akber ke 63 dibuka oleh MC Fitri. MC membuka kelas dengan menjelaskan kepada para peserta kelas tentang profil Akber Pekalongan. Pada kesempatan ini MC mencoba untuk lebih mendekatkan diri dengan para peserta kelas dengan bertanya kepada mereka apa yang mereka ketahui tentang Akademi Berbagi. Kemudian para peserta kelas beserta volunteer akber dan volunteer guru bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh salah satu volunteer Akber Pekalongan, Dessy. Dilanjutkan dengan sambutan oleh Koordinator Lapangan Kelas Akber yang ke 63, Nella.

Pada kegiatan inti, diisi oleh volunteer guru Willy Asmara yang merupakan praktisi Self Healing. Sesuai dengan tema Mas Willy akan membahas tentang cara mengelola emosi agar tidak stress dalam menghadapi pekerjaan.

Stress, apa itu stress? Banyak yang berpikir bahwa stress itu sama dengan gila dan sejenisnya. Secara psikologis, stress lahir dari alam bawah sadar diri kita sendiri, yaitu ego. Manusia selalu berfokus pada 1 kesalahan di antara banyak kebenaran. Mas Willy memberikan contoh : 5 x 1 = 7, 5 x 2 = 10, 5 x 3 = 15, 5 x 4 = 20, 5 x 5 = 25. Beliau menyampaikan contoh tersebut berulang-ulang. Kemudian beliau bertanya kepada para peserta, adakah yang bisa memberi kesimpulan dari pernyataan tersebut? Sebagian besar peserta merasa ganjil dengan pernyataan yang menyatakan bahwa 5 x 1 adalah 7. Hal ini membuktikan bahwa kita seringkali melihat dan fokus pada satu kesalahan/keburukan  padahal di sana ada empat kebenaran/kebaikan.

Contoh lain yang beliau sampaikan, ada sebuah lampu yang beliau ibaratkan dengan telapak tangan yang membuka dan menutup. Telapak tangan yang membuka berarti tanda lampu menyala sedang telapak tangan yang menutup merupakan tanda lampu yang hidup. Beliau berulang kali membuka dan menutup tangan secara bergantian sambil berkata nyala, hidup, nyala, hidup beberapa kali, kemudian beliau bertanya kepada peserta berapa kali lampu tersebut mati? Kebanyakan peserta berfokus bahwa telapak tangan yang menutup berarti lampu mati dan telapak tangan yang terbuka menandakan bahwa lampu menyala, jadi para peserta menjawab sesuai dengan jumlah telapak tangan yang menutup. Padahal pada saat telapak tangan dibuka tutup, mas Willy mengungkapkan kata nyala dan hidup, bukan nyala dan mati. Berarti ketika pertanyaan itu dilontarkan, jawaban yang seharusnya adalah tidak ada lampu yang mati. Ketika pikiran kita kurang fokus, maka kita akan mudah terkecoh.

Semua yang terjadi dalam kehidupan ini menyangkut tentang sebab dan akibat (Hukum sebab-akibat). Ada masalah tentu ada solusi. Jika kita tidak pup, maka tempat penampungan kotoran akan tetap kosong, tukang sedot wc tidak akan laku dan kita tidak akan bisa makan sayuran semisal kubis, karena pupuk kubis berasa dari pup. Jika tidak ada sampah, maka tidak aka nada tukang sapu/petugas kebersihan. Contoh lain, tukang gali kubur justru merasa senang jika ada orang yang meninggal, sebab dari hal itu ia akan mendapat penghasilan dari pekerjaannya. Ada banyak hal di dunia ini yang kita pandang sebagai permasalahan, justru merupakan solusi bagi hal lainnya.

Kita libatkan diri kita dalam sebuah situasi di mana kita sedang berada di dalam sebuah ruangan yang dipisahkan oleh tiga sekat. Di sekat pertama terdapat seekor singa yang tidak makan selama setahun. Di sekat kedua ada pesumo yang siap bertarung. Di sekat terakhir ada harta karun yang dijaga oleh petinju yang siap menembak kamu. Lalu, apa yang akan anda lakukan? Seorang akberian menjawab, dia akan langsung menuju sekat terakhir dengan cara berputar balik lalu menjebol tembok dan pintu sekat terakhir. Menurut pemateri, jika kita berada dalam situasi ini, kita hadapi saja. Karena kita selalu berfokus pada masalah, bukan pada celah kesempatan di setiap masalah. Di sekat pertama terdapat seekor singa yang tidak makan selama setahun, ya singa itu tidak makan selama setahun, apa jadinya? Ya, singa itu tentu singa yang lemah dan tak punya tenaga bahkan untuk menyerang. Di sekat,kedua ada pesumo yang siap bertarung, maka biarkanlah pesumo itu bertarung, bukan menyerang anda. Di sekat ketiga terdapat harta karun yang dijaga oleh petinju yang siap menembak kamu, bukan anda. Di sini sekali lagi pikiran kita akan terkecoh jika kita tidak fokus dan hanya melihat masalah dari satu sisi, jadi dalam penyelesaian masalah dibutuhkann sikap yang positif, tenang dan fokus.

Selain dari teori-teori di atas, bisa pula kita mengelola stress dengan menekan titik-titik akupuntur atau dengan menggunakan metode yang bisa kita temui dalam gerakan-gerakan yoga dan pilates.

Mas Willy juga memperagakan pijatan psikologis dengan memijat beberapa titik-titik syaraf di sekitar kepala dan wajah, di antaranya sebagai berikut :

Titik A

  • Titik di antara alis diputar dan ditekan ringan untuk merileksasikan pusat pikiran.
  • Titik di samping kedua alis diputar berlawanan dengan arah jarum jam.

Titik B

  • Titik di bawah mata di atas tulang pipi lakukan dengan dua jari masing-masing telunjuk dan tengah, pijat dengan lembut dan memutar berlawanan arah jarum jam. Menurunkan tekanan darah.
  • Pijatan di sudut-sudut hidung dapat mengurangi sinusitis, bronchitis, nasal (ingus yang menggumpal).

Titik C

  • Tekan dengan 2 jari di bagian dagu. Pijatan ini berfungsi untuk mengurangi  ketegangan mata, terutama bagi yang sering bekerja menghadap layar  komputer, lakukan kurang lebih selama 2-5 menit.
  • Titik rahang dalam, kepala sedikit diangkat, lakukan pijatan dengan ibu jari, pijatan ini berfungsi untuk merelaksasikan mata.

Pemijatan penutup bisa dilakukan dengan cara menekan kepala dengan ibu jari di belakang kepala dan tekan ke bawah dengan lembut. Gerakan ini akan memicu hormon Serotonin, yaitu hormon yang berfungsi merelaksasikan tubuh, manfaatnya tubuh akan menjadi rileks dan santai.

Menghilangkan stress tidak hanya dengan melakukan gerakan-gerakan tertentu, akan tetapi bisa juga dengan melakukan meditasi. Meditasi  lebih baik dilakukan dalam keadaan hening, tenang dan nyaman. Pikiran yang fokus, tenang serta sikap yang positif akan sangat membantu kita dalam mengelola emosi. Pengelolaan stress yang terbaik adalah mengembalikan kepada sumber dari segala sumber, yakni Tuhan.

Demikian ringkasan kelas akber kali ini. Semoga tema kelas kali ini bisa membantu kita dalam mengelola emosi dan menjadikan kita lebih produktif lagi dalam bekerja.

Kelas ditutup dengan menyematkan pin akber kepada volunteer guru, kemudian dilanjutkan foto bersama para volunteer akber, volunteer guru dan akberian. (Izza Afifa)

Leave a comment